Stop Natural

Semua orang sepertinya memberikan harapan yang besar kepada persepakbolaan Indonesia untuk mampu mengangkat martabat bangsa ini di tengah-tengah keterpurukan yang kian menjadi-jadi. Cara-cara instan pun ditempuh untuk menggapai harapan itu. Yakni dengan melakukan naturalisasi yang tidak tanggung-tanggung jumlahnya. Seteleh Gonzales, irfan dan kim kini ditambah dengan 5 orang lainnya, kelimanya rata-rata telah merumput di Indonesia selama 5 tahun.

Menaturalisasi pemain memang salah satu cara untuk mendongkrak prestasi sepakbola Indonesia. Meskipun belum ada jaminan jika semakin banyak pemain yang dinaturalisasi maka prestasi akan dicapai. Sangat aneh ketika terlalu sulit untuk menemukan 30 orang dari jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 230 juta jiwa untuk membela bangsa ini memaluli sepakbola sehingga harus melakukan naturalisasi. Secara tidak langsung orang-orang yang melakukan naturalisasi ini telah melecehkan dan menuduh secara tidak langsung bahwa generasi bangsa ini tidak memiliki kelayakan dan kemampuan untuk membela martabat bangsa ini dikancah internasional.

Akibatnya yang terjadi bagi generasi sepakbola ditanah air ini sama seperti apa yang terjadi dengan pelaku usaha kecil di Indonesia. Yakni sama-sama tidak mau lagi melakukan pengembangan. Karena telah berpikir instan bahwa “untuk apa capek mengembangkan kalau ada yang bisa langsung dinikmati(konsumsi)”.

Setiap kali Timnas bertanding di Indonesia stadion tempat pertandingan pasti selalu penuh dengan sporter, disamping itu diberbagai tempat di Indonesia juga akan menonton pertandingan melalui televisi. Hal itu menunjukkan bahwa semua penduduk Indonesia mengharapakan kemenangan bagi Timnas Indonesia. Karena kemenangan tersebut mampu membangkitkan semangat heroik dan rasa bangga akan bangsa ini sehingga timbul rasa memiliki akan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Namun hal itu menjadi sebuah kekwatiran ditengah-tengah maraknya naturalisasi di tubuh Timnas Indonesia. Sebab pada kondisi tertentu semua pasti sadar bahwa kemenangan timnas bukanlah kemenangan sempurna bagi bangsa ini. Sebab orang yang berjuang untuk martabat bangsa ini orang yang hanya mencari nafkah bagi dirinya sendiri. Sementara rasa Nasionalisme yang dimilikinya masih dipertanyakan.

Semua orang memang menuntut agar Timnas mampu memberikan kemenangan. Tapi bukan berarti melakukannya dengan cara-cara yang berhubungan dengan bisnis mencari nafkah seperti naturalisasi. Harusnya kemenangan itu diperoleh karena sifat heroik membela bangsa ini. Oleh karena itu sebaiknya Naturalisasi di tubuh Timnas harus dihentikan. Pergunakan saja putra-putra bangsa ini. Bukan tidak ada orang –orang terbaik dari 230 juta penduduk Indonesia.

Untuk apa meraih kemenangan atau mungkin ikut piala dunia namun yang bertanding bukanlah warga penduduk Indonesia yang sejak lahir telah di Indonesia. Apa yang dibanggakan ketika Gonzales atau siapa pun dari yang di naturalisasi memberikan kemenangan bagi Indonesia. Tetapi bangganya kita ketika bambang, yongki, boas atau mereka lainnya yang dilahirkan oleh perut ibu pertiwi ini. Karena kemenangan itu akan menjadi milik kita sebab kita juga lahir dari perut ibu pertiwi juga yang berarti kita dan mereka adalah saudara susah dan senang.

Jadi lebih bagus kalah beberapa kali hingga akhirnya berbenah agar menang dengan personil timnas tanpa pemain naturalisasi. Dari pada kemenangan terus menerus tetapi personil timnas di dominasi oleh pemain naturalisasi yang nantinya menghilangkan kesempatan putra terbaik bangsa ini untuk membela Timnas.