GMNI-Cabang Nias Unjuk Rasa di BRI Gunungsitoli

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Naional Indonesia (GMNI) Cabang Nias unjuk rasa di BRI Gunungsitoli terkait dengan dugaan pemotongan dana BSPR yang dicairkan melalui BRI Gunungsitoli, Rabu (26/05).

Dalam pernyataan sikapnya yang dibacakan pimpinan aksi Azwar Lahagu sangat menyedihkan dan memalukan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Gunungsitoli sebagai salah satu lembaga yang menjadi idaman masyarakat Nias selama ini dari sisi keuangan menjadi lembaga korupsi, dimana BRI secara langsung telah melakukan pembodohan kepada kaum-kaum termajinalkan khususnya masyarakat Nias.

Hal ini bisa dibuktikan dana BSPR seharusnya dicairkan bulan Desember 2009 lalu namun baru terealisasi pada April 2010.

Dituturkannya bahwa betapa sedihnya masyarakat Nias yang menerima uang tersebut yang ternyata dipotong setiap penerima antara Rp 50.000-70.000 untuk kurang lebih 11.000 penerima.



Oleh karena itu GMNI Cabang Nias sebagai salah satu organisasi sosial kontrol di tengah-tengah masyarakat, menuntut BRI Gunungsitoli harus bertanggungjawab terhadap pemotongan dana BSPR, mempertanggungjawabkan bunga uang rakyat dari Desember 2009-April 2010. Bagi penegak hukum diharapkan memberikan saksi yang tegas kepada oknum-oknum yang terlibat dalam tindakan Pungli tersebut serta penyalahgunaan wewenang yang dilakukan BRI Cabang Gunungsitoli beserta unitnya, diminta kepada Kepala Cabang BRI Gunungsitoli turun dari jabatannya.

Sementara itu kepala Cabang BRI Gunungsitoli yang menerima pengunjuk rasa tersebut didampingi sejumlah stafnya dan dijaga ketat oleh pihak pengamanan dari Mapolres Nias mengatakan bahwa kejadian pemotongan yang disampaikan oleh pengunjuk rasa tidak mengetahuinya sama sekali, karena setahu Saya anggota belum melakukan hal itu, namun apabila mempunyai bukti yang akurat silahkan bawa sama saya dan saya juga tidak segan-segan menindak anggota yang bertindak di luar aturan, katanya.
Pengunjuk rasa yang tidak puas terhadap jawaban Kepala Cabang BRI Gunungsitoli tersebut akhirnya membubarkan diri.

sumber: http://hariansib.com/?p=123913

2 Komentar

  1. Informasi yang kongkrit untuk hal diatas harus jelas, GMNI jangan diprovokatori oleh oknum-oknum yang pura-pura prihatin dengan keadaan diatas. Tetapi oknum tersebut hanya bertindak untuk kepentingan pribadi contohnya (1) oknum tersebut hanya menginginkan nama baik organisasi/instansi menjadi memburuk. (2) oknum tersebut seakan-akan balas dendam terhadap organisasi/instansi yang bergabung dalam penyaluran dana tersebut dimana sebelumnya oknum tersebut dulunya sempat bergabung dengan organisasi/instansi tsb tetapi karena oknum tersebut tidak lagi dipergunakan di nonaktifkan karena oknum tersebut dinilai tidak memiliki bobot dalam menjalankan penyaluran dana tersebut.
    Demikian untuk dapat dianalisa. Tks

    BalasHapus
  2. GMNI tidak pernah di provokatori,karena GMNI bergerak atas kesadaran sendiri. cuma ada oknum yang memanfaatkan situasi. sehingga GMNI pun terkadang terkena imbasnya

    BalasHapus

Silakan Tinggalkan Komentar