Penghargaan bukan buat Kepala Pemerintahan

Dinegeri ini memberikan penghargaan ibarat sebuah tradisi. Padahal pemberian penghargaan merupakan suatu hal yang seharusnya memiliki nilai tersendiri. Sebab ketika pemberian penghargaan sudah menjadi tradisi, penghargaan tersebut akan kehilangan nilainya.

Penghargaan pada dasarnya diberikan kepada seseorang atas prestasinya dalam suatu bidang. Prestasi yang digoreskan itu merupakan usaha kerja keras pribadi dengan hanya sedikit bantuan orang lain atau bahkan tanpa bantuan orang lain.

Didunia pendidikan khususnya disekolah pemberian penghargaan berguna untuk memacu sianak dan anak lainnya semakin mengembangkan kemampuannya dengan tujuan menggali potensi anak. Sehingga segala bentuk penghargaan akan memberikan efek positif pada diri anak tersebut. Karena penghargaan yang dia dapatkan benar-benar usaha kerja kerasnya.

Sementara dikalangan pemerintah daerah maupun nasional,kerap sekali penghargaan dijadikan sebagai kepentingan pencitraan. Pemberian penghargaan kepada pejabat pemerintah khususnya kepala pemerintah daerah kurang tepat. Sebab sebagai kepala pemerintahan yang memiliki fasilitas untuk menjalankan pemerintah, merupakan sebuah tugas dan tanggungjawab yang tidak perlu diberikan penghargaan.

Karena siapa pun dengan fasilitas yang sama pasti akan mampu melaksanakan hal-hal yang mengarah kepada penganugerahan penghargaan. Jadi sebuah keberhasilan yang diperoleh dalam bentuk penghargaan kepada kepala pemerintahan bukan disebabkan usaha kerja keras,melainkan melalui pemberian perintah oleh kepala pemerintahan kepada jajaran yang dipimpinnya.

Sementara jajaran aparat pemerintah yang dipimpinnya bekerja bukan karena kesadaran tugas dan tanggungjawab yang dia miliki,tetapi ketakutan akan di mutasi. Dengan demikian seorang anak berumur 14 tahun pun dengan fasilitas yang sama pasti akan mampu mendapatkan penghargaan yang sama dengan kepala pemerintahan tersebut.

Ketidakpedulian masyarakat yang dipimpin oleh kepala pemerintah yang mendapat penghargaan merupakan suatu bukti bahwa apa yang diraih merupakan ilusi semata. Meskipun jajaran pemerintah kerap membuat acara atas penghargaan yang diterima,tetapi acara tersebut tidak mendapat apresiasi dari masyarakat. Hal ini disebabkan efek positif yang diterima masyarakat dari penghargaan tersebut tidak ada.


Sebagai contoh pada adipura,ketika satu daerah menjadi penerima piala adipura maka kepala pemerintahan daerah tersebut akan menerima secara langsung dari Presiden. Kemudian didaerah akan dibentuk panitia untuk penyambutan piala adipura, sehingga seolah-olah kemeriahan pada penyambutan piala adipura itu adalah kemeriahan masyarakat.

Padahal semuanya sudah dikondisikan guna pencitraan semata. Hal ini terjadi disebabkan kitidaktepatan penerima penganugrahan,seharusnya penerima piala adipura adalah perwakilan dari para pekerja yang setiap harinya membersihkan jalanan dari sampah-sampah. Para pekerja itulah yang berusaha untuk tetep menjaga kebersihan daerah tanpa harus selalu diberikan perintah. Mereka mengerti tugas sebagai penyapu jalanan maupun penata taman-taman daerah.

Jika penerima piala adipura tersebut merupakan perwakilan pekerja tadi,maka tanpa pengkondisian untuk penyambutan piala adipura pasti akan meriah. Karena setiap masyarakat akan merasa memiliki atas prestasi yang didapatkan. Sebab prestasi tersebut merupakan usaha kerja keras dari kalangan bawah yang juga akan dimiliki oleh kalangan atas.

Demikian halnya dengan penghargaan-penghargaan lainnya. Jika tetap kepala pemerintahan yang menerima penghargaan. Maka penghargaan itu tidak akan pernah merasa dimiliki oleh masyarakat. Sebab kelas kepala pemerintahan berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Sehingga masyarakat enggan merasa memiliki penghargaan itu. Karena penghargaan itu dirasa buat si Tuan saja.