Memulai langkah membangun Nias

Usai pemilukada para calon terpilih pun segera bersiap-siap untuk memegang tongkat kepemimpinan dalam membangun daerah otonom di Kepulauan Nias. Hanya tinggal satu daerah lagi yakni Kabupaten Nias, maka era kepemimpinan di Kepulauan Nias ini akan dimulai. Masyarakat pun akan segera membuat daftar evaluasi terhadap para pemimpinnya akan janji yang telah dibuat pada saat kampanye yang lalu.

Kecenderungan masyarakat dalam menyimpulkan keberhasilan pemimpinnya dengan melihat langkah-langkah awal yang dibuat oleh si pemimpin merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh kepala daerah terpilih. Jika salah menafsirkan keinginan masyarakat, maka seorang pemimpin akan kehilangan kepercayaan masyarakat. Sementara untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat bukanlah hal yang mudah.

Dalam melaksanakan pembangunan, kepercayaan masyarakat adalah modal utama yang harus dimiliki kepala daerah. Sebab tanpa masyarakat keberhasilan rencana yang telah dibuat akan berada pada tingkat pencapaian yang sangat rendah. Disamping itu seseorang kepala daerah juga harus berhati-hati terhadap bawahan yang selalu memuji tanpa pernah mengkritik. Karena hal itu hanya akan menyebabkan peninaboboan terhadap realitas yang sebenarnya. Teriakan lantang para kepala daerah terpilih(Kabupaten Nias Selatan,Nias Utara,Nias Barat dan Kota Gunungsitoli) tentang program kerjanya pada saat kampanye merupakan bahasa politik utopis sehingga melahirkan jargon-jargon peningkatan kesejahteraan,pengentasan kemiskinan,pengangguran,pendidikan gratis dan banyak lagi. Dimana semuanya merupakan program makro yang tidak terukur,harus segera dibuat terukur. Sebab jika hanya demikian yang terjadi nantinya hanyalah klaim-klaim politik atas program yang dilaksanakan. Dari berbagai deraan yang ada di kepulauan Nias ini perlu ada pilah-memilah persoalan. Khususnya didaerah otonom baru seperti nias utara dan nias barat yang mana kantor-kantor pemerintahan masih minim sehingga memperlambat pelayanan terhadap masyarakat. Kekurangan kantor-kantor pemerintahan tersebut sebaiknya tidak dijadikan kambing hitam dalam melayani masyarakat. Apalagi jika mayoritas anggaran dialokasikan untuk pembangunan kantor,justru akan semakin merugikan masyarakat.

Hal yang paling penting dikerjakan oleh kepala daerah terpilih adalah hal yang bahkan presiden sendiri tidak sanggup melakukannya yakni menjaga stabilitas harga. Kerap sekali di Kepulauan Nias ini yang mayoritas petani karet mengalami waktu-waktu tak bisa tersenyum dimana harga karet jatuh hingga lebih rendah dari harga beras. Sehingga untuk makan pun masyarakat menjadi susah. Langkah terbaik yang harus dilakukan untuk menyelesaikan itu adalah dengan membuat Badan Usaha Milik Daerah(BUMD) yang mengelola hasil-hasil bumi di Kepulauan Nias ini. Dengan demikian harga akan bisa dikendalikan. Untuk membuat itu dibutuhkan biaya yang besar. Sementara keuangan dari daerah otonom baru masih minim. Maka semua kepala daerah hanya perlu membuat kesepakatan dengan mendirikan BUMD milik bersama.

Langkah berikutnya adalah menjadikan pendidikan dan kesehatan terjangkau. Terjangkau dalam arti ketika masyarakat akan mengeluarkan uang untuk sekolah atau berobat tidak sampai membuat mereka tidak makan. Selain itu para kepala daerah terpilih juga harus segera melakukan konsolidasi pasca pemilukada agar tidak sampai adanya kelompok yang akan kerap menghalang-halangi program pemerintah.

Oleh karena itu para kepala daerah terpilih harus bijaksana dan arif. Mereka harus mengingat bahwa masyarakat pemilih memiliki cita-cita yang harus diwujudkan oleh pemimpinnya. Sementara kepala daerah harus segera mengesampingkan deal-deal yang telah dibangun dengan pihak ketiga semasa kampanye. Tanpa ada rasa kwatir gangguan dari pihak ketiga tadi. Sebab si kepala daerah memiliki konstituen yang siap digaris depan untuk membela,dengan syarat sipemimpin melaksanakan amanah konstituennya.

0 Komentar